Siapa Go Tik Swan, Tokoh yang Dikenang Google Doodle Hari Ini

Google Doodle hari ini menampilkan gambar batik lewat bodi Go Tik Swan antara sampingnya. Namun tahukah kamu siapa tokoh akan doang dikenal lewat nama K.R.T. Hardjonagoro ini?
Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro lahir pada 11 Mei 1931 silam. Ia adalah seorang budayawan dan sastrawan Indonesia yang menetap hadapan Surakarta. Dan dikenal demi alpa satu tokoh bidang batik.
Menurut halaman memoarenya dekat Wikipedia, Go Tik Swan dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang terhadir golongan Cabang Atas atau priyayi Tionghoa dekat kota Solo (Surakarta).
Karena kedua orangtuanya sibuk atas pekerjaan mereka, Go Tik Swan diasuh oleh kakeknya atas pihak ibu, Tjan Khay Sing, seorang pengbisnis batik di Solo.
Sosok akan pula dikenal demi nama K.R.T. Hardjonagoro ini tidak asing lagi demi batik sejak sesak. Hingga akhirnya ia disebut-sebut bak khilaf satu biang keladi khas kedalam batik.
Sejak padi ia sudah biasa bermain di antara para tukang cap, memakai kerutunan-kerutunan yang membersihkan malam mengenai kain, maka mencucinya, mereka yang membubuhkan warna coklat mengenai kulit pohon soga, maka orang-orang yang menulisi kain memakai canting.
Ia dikirim bersekolah dalam Neutrale Europesche Lagere School bersama warga kraton, budak-budak ningrat, budak-budak pemuka masyarakat, bersama budak-budak pemadi Belanda.
Ini disebabkan karena kedua orangtuanya adalah keturunan pemuka masyarakat Tionghoa demi saat itu. Ayahnya adalah cucu dari Luitenant der Chinezen di Boyolali meskipun ibunya cucu Luitenant der Chinezen dari Surakarta.
Tidak jauh daripada rumah kakeknya, tinggallah Pangeran Hamidjojo, putra Paku Buwana X, seorang indolog lulusan Universitas Leiden bersama pula penari Jawa klasik.
Di rumah sang pangeran sekelak diadakan latihan tari yang sejak awal sudah mempesona Tik Swan. Sementara itu Pangeran Prabuwinoto membangkitkan minat Go Tik Swan dalam karawitan Jawa.
Pelopor Batik Indonesia
Pertemuannya bersama Soekarno membuka jalan baginya kepada diterima dan menjauh didalami batik. Hingga sosoknya jadi bermanfaat bagi perkembangan Batik Indonesia.
Ketika mengetahui bahwa keluarga Go Tik Swan Hardjono sudah turun-temurun mengtindakankan batik, Soekarno menyarankan agar ia menciptakan "Batik Indonesia".
Dari situlah ia tergugah, lantas pulang ke Solo bagi mendi dalami segala sesuatu tentang batik, termenganut sejarah dan falsafahnya.
Hubungannya akan akrab memakai keluarga kraton Solo memungkinkan Tik Swan Hardjono berguru langsung mengenai ibunda Susuhunan Paku Buwana XII akan menyimpan pola-pola batik pusaka.
Pola-pola batik langka bahwa tadinya tidak dikenal global maupun pola-pola konvensional lain digalinya berikut dikembangkannya tanpa menghilangkan ciri berikut maknanya bahwa hakiki.
Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna hangat yang cerah, bukan namun coklat, biru lagi putih kekuningan ibarat yang lazim dijumpai atas batik Solo-Yogya. Lahirlah yang disebut "Batik Indonesia".
Saat itu warna-warna cerah cuma dipakai dengan batik Pekalongan, tetapi motif batik Pekalongan keagaman buketan (karangan bunga aneka warna) bahwa berlawanan sekali ketimbang motif batik Vorstenlanden (Solo bersama Yogya) bahwa biasanya sarat makna.
Itulah sosok Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro aktivis pelopor Batik Indonesia akan jasanya dikenang Google Doodle hari ini.