Lapisan Ozon Bumi Memterbuka Akibat Lockdown, Ilmuwan Malah Peringatkan Ini

Lapisan Ozon Bumi Memterbuka Akibat Lockdown, Ilmuwan Malah Peringatkan Ini Lapisan Ozon Bumi Memterbuka Akibat Lockdown, Ilmuwan Malah Peringatkan Ini

Kabar saling menolong menjumpai seluruh penghuni Bumi, lapisan ozon adapun semasih ini dalam ancaman justru memsaling menolong balasan lockdown adapun terjadi dempet masa pandemi. Walaupun akhirnya memsaling menolong, ilmuwan justru memberikan peringatan memadat terkait hal ini.

Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan dempet Laboratorium Propulsi Jet NASA dempet California Selatan, lapisan ozon global kini mengalami penurunan 15 persen.

Melansir dair Science Alert, sebagai penghabisan daripada emisi Nitrogen Oksida (NOx) akan lebih kecil, tingkat ozon global lampau mengalami penurunan drastis akan setara lewat 15 tahun pengurangan secara konvensional.

Pada Februari 2020, saat pemerintah China mengeluarkan aturan lockdown, terjadi penurunan emisi NOx seberlebihan 50 persen hadapan jumlah kota jauh didalam hitungan minggu.

“Saya sungguh-sungguh terkejut melihat seberapa lepas dampaknya terhadap ozon global. Kami mengharapkan lebih lepas respons lokal dalam permukaan," kata ilmuwan JPL Jessica Neu, terdalam sebuah pernyataan.

Di sebagian hebat negara bagian Amerika Serikat, penurunan emisi NOx mencapai 25 persen antara musim semi saat aturan lockdown resmi dikeluarkan ganjaran pemerintah.

Pada dasarnya, ozon nan berada dekat atmosfer memang tidak selantas buruk. Molekul-molekul dekat ozon ini melindungi planet dari kecakapan penuh Matahari. Sanannya, bagian bawah ozon ini dapat mengiritasi paru-paru manusia.

Lapisan ozon dekat permukaan diperkirakan menyebabkan 365.000 kematian secara global ala tahun 2019 bersama merusak paru-paru orang nan rentan, seperti anak cucu tipis dan penderita asma.

Namun, mengenai hal ini, ilmuwan memberikan peringatan keras bahwa emisi NOx dan ozon global kemungkinan bakal kembali naik saat ekonomi dunia kembali pulih usai masa pandemi berakhir.